Selasa, 20 Juni 2017

H. MAHMUD SAPSAL BAARUGAE

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi berarti obyek penelitian mencakup semua elemen yang terdapat dalam wilayah penelitian atau meliputi “semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel” 
Sehubungan dengan hal tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Islam yang berdomisili di Kabupaten Pinrang 287.931 orang yang tersebar pada 12 wilayah kecamatan dalam Kabupaten Pinrang. Populasi penyuluh di Lingkungan Departemen  Agama Kabupaten Pinrang adalah 128 Orang yang  tersebar dalam 12 wilayah kecamatan.
Sampel adalah “proses pemilihan individu, sehingga merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar” 
Penetapan sampel masyarakat Islam Kabupaten Pinrang dilakukan dengan menggunakan teknik Random sampling, yaitu mengadakan pengacakan terhadap populasi penelitian. Untuk itu, pengambilan sampel dilakukan dengan terlebih dahulu membedakan wilayah Kabupaten Pinrang menjadi 3 berdasarkan pusat pengembangan wilayah, yaitu wilayah utara diwakili Kecamatan Duampanua, wilayah tengah diwakili Kecamatan Watang Sawitto, dan wilayah selatan diwakili Kecamatan Mattirobulu. Setiap pusat pengembangan wilayah masing-masing diwakili 40 orang. Jumlah sample masyarakat Islam adalah 120 orang. Dan 12 orang sample penyuluh agama Kantor Departemen Agama . Penetapan sampel tersebut dilakukan dengan teknik Random sampling, yang diharapkan dapat memberikan data akurat tentang peranan bimbingan penyuluhan agama Islam Departemen Agama dalam mewujudkan kesadaran beragama masyarakat di Kabupaten Pinrang. Sumanto, mengatakan bahwa “random sampling digunakan untuk memilih sample dengan pertimbangan memperoleh data sebanyak mungkin”[3] Untuk lebih jelasnya, peneliti uraikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian
No.
Unsur
Populasi
Sampel
1.
Masyarakat Islam
287.931 orang
120 orang
2.
Penyuluh Depag
128 orang
12 orang
Sumber Data : Hasil Olahan Data primer, 2005



B. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti telah melaksanakan berbagai metode, sebagai berikut :
1. Wawancara, yaitu peneliti mewawancarai Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Pinrang, dan penyuluh agama Islam Kabupaten Pinrang, untuk mendapatkan data tentang gambaran umum pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan Departemen Agama Kabupaten Pinrang. Serta mewawancarai 5 orang pejabat Departemen Agama Kabupaten Pinrang untuk memperoleh data tambahan mengenai pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama Departemen Agama Kabupaten Pinrang.
2. Observasi, yaitu mengamati secara langsung di lapangan, tentang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama Islam dan efektivitasnya terhadap kesadaran beragama masyarakat di Kabupaten Pinrang.
3. Angket, dalam hal ini peneliti membagikan daftar kuesioner  kepada  120 orang masyarakat Islam Kabupaten Pinrang sebagai responden, untuk memperoleh gambaran tentang peranan bimbingan dan penyuluhan agama Islam terhadap kesadaran beragama masyarakat Kabupaten Pinrang.


C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari lokasi penelitian dalam bentuk dokumentasi dan angket.
b. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis, yaitu hasil wawancara dan observasi.

2. Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan terhadap obyek di lokasi penelitian, baik melalui wawancara dengan beberapa informan, melalui kuesioner yang dibagikan kepada 120 orang masyarakat Islam Kabupaten Pinrang.
b. Data Sekunder dan dokumenter, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan atau membaca buku-buku dan majalah yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam mengolah data yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan cara kualitatif dan kuantitatif kemudian dianalisa.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil kuesioner dianalisis dengan bantuan tabel frekuensi dan rata-rata. Argumentasi yang diberikan dari kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Pinrang dan pejabat lainnya dianalisis dengan menata secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman terhadap makna data dan menyajikannya sebagai temuan dalam penelitian ini. Untuk itu, ditempuh prosedur : mereduksi data; menyajikan data; dan menarik kesimpulan. Rangkaian kegiatan ini dilakukan secara simultan dan terus menerus sampai penelitian rampung. 
Mereduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan, pengabsahan dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan riset. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat singkatan, coding, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo. Untuk menghasilkan organisasi data yang runtut, penyajian data dilakukan secara sistematis dalam matriks data, sehingga tampak merupakan alur yang saling terkait antara satu dengan yang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil kuesioner dianalisis dengan bantuan Tabel frekuensi dan rata-rata. Hasil wawancara dianalisis dengan menata secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman terhadap makna data dan menyajikannya sebagai temuan dalam penelitian ini. Untuk melakukan kegiatan ini, ditempuh prosedur : (1) menyajikan data; dan (2) menarik kesimpulan. Rangkaian kegiatan ini dilakukan secara simultan dan terus menerus sampai penelitian rampung.
Untuk menghasilkan organisasi data yang akurat, guna memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan, penyajian data dilakukan secara sistematis dalam matriks, sehingga merupakan alur yang saling terkait antara satu dengan yang lain.
Sedangkan untuk mengetahui kategorisasi tingkat kesadaran beragama dan tingkat efektivitas bimbingan dan penyuluhan agama Islam dalam mewujudkan kesadaran beragama masyarakat di Kabupaten Pinrang, peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut :
Sangat Rendah =   0 - 20,
Rendah             = 21 – 40,
Sedang              = 41 – 60,
Tinggi               = 61 – 80,
Sangat Tinggi        = 81 – 100




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Ekstrakurikuler

Pendidikan Ekstrakurikuler a. Pengertian pendidikan ekstrakurikuler Pendidikan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan d...