Selasa, 20 Juni 2017

Jenis-Jenis Bimbingan

H. Mahmud Sapsal Barugae
Jenis-Jenis Bimbingan dan Penyuluhan Agama
1) Bimbingan Kepribadian
Walaupun problem yang berhubungan dengan pertumbuhan jasmani sudah mulai berkurng, tetapi masih ada problem yang diarasakan berat bagi pelajar (orang yang dibimbing) tingkat  yaitu yang berhubungan dengan kerja dan fungsi hormon seks. Hal ini sangat kuat dorongan mereka untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu. Inilah perjuangan yang sangat berat bagi orang yang dibimbing. Apabila mereka tidak mendapat bimbingan, kemungkinan terjadi penyimpangan seksual agak besar.
Kebiasaan onani sering terdapat pada remaja, terutama remaja yang kurang mendapat kesempatan begaul, atau yang memang tidak cakap bergaul dengan teman sejenis maupun teman lawan jenis, serta tidak mendapat sambutan di kalangan teman sebaya. Para guru hendaknya memberikan bimbingan kepada orang yang dibimbing yang sedang mengalami kesulitan akibt dorongan jasmaninya. Apabila tidak, kecemasan dan ketegangan mereka sukar dihilangkan dengan cara-cara sehat dan terhormat. Tidak adanya bimbingan memungkinan mereka melakukan hal-hal tersebut di atas.
Bimbingan dalam hal ini dapat berupa pelayanan sarana-saran dan fasilitas yang memungkinkan mereka melakukan aktivitas yang sehat, baik ditinjau dari segi jasmani maupun rohani. Saran dan fasilitas yang dimaksud ialah saran dan fasilitas olehraga, bermain dan rekreasi, kegiatan prakarya dan sebagainya.
Selain berupa pelayanan seperti tersebut diatas, bimbingan terhadap mereka dapat pula mengemukakan pendekatan agama yaitu dengan memberikan beberapa kemungkinan aktivitas keagamaan. Antara lain: melakukan puasa sunat setiap hari Senin dan Kamis atau melakukan salat sunat.
Apabila tampak gejala yang lebih sensitif, guru pembimbing dapat menggunakan teknik counselling atau personal aproach. Guru memberi penjelasan bahwa dorongan dan perasaan yang meraka alami itu adalah wajar dan sedapat mungkin disalurkan ke arah kegiatan yang sehat dan terhormat. Dapat pula dijelaskan, bahwa pergaulan bebas, pacaran diluar batas, masturbasi, homo seksual dan prostitusi adalah tindakan yang tidak membawa keuntungannya.
Menghubungkan tindakan yang tidak baik serta akibatnya dengan harga diri seorang manusia, kemudian menyerhkan kepada mereka untuk mengambil keputusan sendiri adalah salah satu cara agar orang yang dibimbing dapat memahami dan menyadri masalahnya, serta mangatasi sendiri, sehingga kecemasan atau ketegangan jiwanya dapat berkurang dan teratasi.

2) Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar termasuk bimbingan pendidikan. Tujuannya adalah agar para orang yang dibimbing dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan guru, mudah belajar, mengetahi cara-cara belajar yang lebih efisien dan dapat mengatur sendiri rencana atau program belajar, dan sangat penting lagi ialah agar para pelajar mempunyai doronganbelajar dan dorongan untuk meneruskan pelajaran yang timbul dari dalam diri pelajar itu sendiri. Akhir daripada bimbingan pendidikan adalah agar para pelajar menyelesaikan studinya tepat waktunya, sehingga tidak tinggal kelas.    
Bimbingan belajar perlu diberikan, karena banyak orang yang dibimbing yang menemui kesulitan dalam belajar, kurang tahu memilih cara yang baik, kurang konsentrasi dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan tersebut biasanya mempunyai sebab atau latar belakang tersendiri. Untuk dapat m,emberikan bimbingan belajar, guru perlu mengetahui latar belakang kesulitan tersebut. Bibimngan belajar dengan menggunakan pendekatan agama akan lebih mudah mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami orang yang dibimbing. Oleh karena itu rasa sabar, atwakal, iman dan taqwa ditanamkan kepada mereka sehingga timbul rasa ketenangan jiwa.
Pada umunya guru atau pembimbing telah mengetahui keadaan orang yang dibimbingnya, yang cerdas, yang sedang dan yang kurang cerdas. Terhadap orang yang dibimbing yang kecerdasannya kurang, guru pembimbing harus memberikan bimbingan sehingga ia tidak dihinggapi rasa rendah diri.
Bimbingan yang diberikan oleh pembimbing terhadap orang yang dibimbing yang dibimbingnya, yang dihinggapi perasaan rendah diri ini berupa pendirian tugas-tugas yang setingkat lebih tinggi dari tahap kemampuannya, sehingga dapat dikerjakannya. Dengan demikian padanya timbul perasaan bahwa dirinya mampu mengerjakan tugas dan pekerjaan itu. Hal itu dapat memulihkan harga dirinya.
Kurang mampu mengikuti pelajaran dapat pula disebabkan karena tidak dapat memusatkan perhatian. Tidak dapat memusatkan perhatian, bisanya diesababkan keresahan atau kegelisahan jiwa, yang mungkin bersumber pada ketidak harmonisan dalam keluarga atau konflik-konflik psiskis akibat proses perkembangan yang berlangsung. Untuk dapat membimbing orang yang dibimbing tersebut dalam hal belajar, lebih dahjulu harus diatasi konflik-konflik psikis orang yang dibimbing. Apabila konflik telah teratasi  biasanya orang yang dibimbing akan mudah memusatkan perhatiannya kepada pelajaran.
Cara mengatasi konflik dapat dilakukan dengan memberikan counseling seperlunya. Pabila kesulitan orang yang dibimbing sudah dapat diatasi maka tugas pembimbing selanjutnya adalah membantu orang yang dibimbing dalam memilih teknik belajar yang lebih tepat , memberi motivasi belajar serta membantu memilih jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan kecakapannya.

3) Bimbingan jabatan
Bagi orang yang dibimbing yang tidak mungkin dapat atau tidak akan meneruskan pelajarannya ke perguruan tinggi perlu diberi bimbingan kearah jabatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kecakapannya.
Tujuan bimbingan jabatan ialah agar orang yang dibimbing nanti dapat memperoleh jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.

Kalau ternyata orang yang dibimbing tersebut ingin mengambil sesuatu jabatan atau pekerjaan tertentu, maka perlu diketahui data yang ada tentang diri orang yang dibimbing tersebut yang berhubungan dengan syarat-syarat jabatan atau pekerjaan itu. Biasanya guru pembimbing atau wali kelas juga telah mengetahui data tentang orang yang dibimbingnya.
Tugas pembimbing dalam hal ini ialah membantu memberikan masukan dan informasi tentang pekerjaan, seperti orientasi umum tentang jenis dan syarat-syarat yang diperlukan, kemudian dibandingkan dengan data yang ada tentang orang yang dibimbing tersebut. Selain pemberian informasi dapat juga dilakukan penempatan dalam jurusan yang sesuai, penempatan dalam kelompok belajar mayor dan minor, pembentukan kelompok belajar dari kelompok kegiatan ekstra kulikuler dan sebagainya. Pemilihan pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki orang yang dibimbing merupakan pilihan yang tepat dan sesuai dengan ajaran agama.
Selanjutnya para pembimbing perlu memberikan latihan-latihan dan fasilitas kepada para orang yang dibimbing baik di sekolha maupun di luar sekolah tentang kegiatan yang dapat membantu orang yang dibimbing dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan keinginanya.
4) Bimbingan sosial
Pertumbuhan jasmani orang yang dibimbing tingkat  telah mendekati kesempurnaan, seperti halnya seorang remaja, maka  Perhtaiannya terhadap masyarakat menjadi bertambah besar. Oleh karena itu bisanya merka mempunyai kecenderungan utnuk memperhatikan masyarakat sekitarnya.
Masalah-masalah masyarakat dapat mempengaruhinya. Kehidupan oarang yang sengsara, ketagangan dan kepincangan yang terjadi dalam masyarakat, apalagi kemerosotan sosial moral dan ketidakadilan sangat mengganggu jiwa remaja.
Pertumbuhan orang yang dibimbing misalnya remaja adalah mendekati kematangan itu, menyebabkan mereka ingin merasa dihargai dan ingin memperhatikan diri dan kemampuannya, sehingga mereka membutuhkan masyarakat yang dapat menerima perkembangan kerpibadiannya. Karean tiu remaja tingkat usia ini pada umumnya takut sekali akan dicela, dikritik atau diasingkan oleh masyarakat dan temannya.
Untuk menghadapi pertumbuhan jiwa orang yang dibimbing misalnya seorang remaja yang haus akan kesempatan untuk menyatakan diri dan kemampuannya, guru pembimbing hendaknya dapat menciptakan kegiatan sosial keagmaan atau memberikan penjelasan tentang hal tersebut. Setiap remaja hendaklah dapat disalurkan kepada kegiatan sosial yang cocok dan sesuai dengan bakat, minat dan kepribadiannya.
Banyak sekali kegiatan sosial yang dapat dilakukan oleh orang yang dibimbing, misalnya :ceramah, diskusi, berorganisasi, kunjungan sosial, kesenian (seni suara, seni musik, seni drama, seni tari, seni lukis dan sebagainya), olahraga dan lainnya. Dengan kegiatan sosial tersebut, kesemptan untuk menyetakan diri dan kemampuan orang yang dibimbing dapat tersalur dengan baik.

5) Bimbingan keagamaan
Banyak masalah yang dihadapi oleh seseorang, masalah atau kesulitan tersebut terutama berkisar pada masalah belajar kalau mereka seorang siswa, rencana melanjutkan sekolahnya atau rencana mencari pekerjaan yang dicita-citakan, kesulitan dalam rangka memilih dan menentukan calon teman hidupnya dan sebagainya. Semua itu sering membingungkan orang yang dibimbing. Apabila hal tersebut tidak dapat diatasi sendiri, akhirnya mereka akan menyadari bahwa hal-hal yang berada di luar kemampuannya untuk menyelesaikannya. Dalam hal itu bimbingan keagamaan sangat tepat diberikan.
Tujuan bimbingan keagamaan adalah agar orang yang dibimbing dapat menjadi manusia beragama yang kuat lahir dan batin, jasmani dan rohani. Meraka akan menahan keinginan yang belum dapat segera dipenuhi dan dapat menerima keadaan, tetapi tidak berputus asa serta sabar dan tawakkal. Apabila telah dapat bersabar dan tawakal maka ketanangan jiwa mudah tercapai bila sejak remaja memperoleh ajaran agama melalui Pendidikan agama. Namun demikian pada masa sekolah remaja sering mengalami kesulitan berlahar mengenai pendidikan agama terutama membaca al-Qur’an dan salat. Oleh karena itu guru pendidikan agama diharapkan agar membantu memberikan bimbingan membaca Al Qur’an, salat, aklak, keimanan dan muamalah.
Pada remaja tingkat  umumnya lebih mudah disadarkan dari pada remaja tingkat sebelumnya. Oleh sebab itu dalam membimbing meraka dapat dipakai teknik ceramah, dialog dan diskusi, di samping itu dapat pula dipakai teknik personal aproach, tetapi tidak boleh dikesampingkan pemberian latihan-latihan dan pengalaman prkatik keagamaan, sebab sesuatu yang dialami dengan menghayati sendiri biasanya akan mendatangkan kesan yang lebih menadalam dan lebih mantap. Hal ini sangat penting agar para orang yang dibimbing tidak canggung dalam mempraktikkan ajaran-ajaran agama dalam masyarakat kelak apabila tammat/selesai sekolah







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Ekstrakurikuler

Pendidikan Ekstrakurikuler a. Pengertian pendidikan ekstrakurikuler Pendidikan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan d...