H. Mahmud Sapsal Barugae
Jenis-Jenis
Bimbingan dan Penyuluhan Agama
1) Bimbingan
Kepribadian
Walaupun problem yang berhubungan dengan pertumbuhan
jasmani sudah mulai berkurng, tetapi masih ada problem yang diarasakan berat
bagi pelajar (orang yang dibimbing) tingkat
yaitu yang berhubungan dengan kerja dan fungsi hormon seks. Hal ini
sangat kuat dorongan mereka untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu. Inilah
perjuangan yang sangat berat bagi orang yang dibimbing. Apabila mereka tidak
mendapat bimbingan, kemungkinan terjadi penyimpangan seksual agak besar.
Kebiasaan onani sering terdapat pada remaja,
terutama remaja yang kurang mendapat kesempatan begaul, atau yang memang tidak
cakap bergaul dengan teman sejenis maupun teman lawan jenis, serta tidak
mendapat sambutan di kalangan teman sebaya. Para guru hendaknya memberikan
bimbingan kepada orang yang dibimbing yang sedang mengalami kesulitan akibt
dorongan jasmaninya. Apabila tidak, kecemasan dan ketegangan mereka sukar
dihilangkan dengan cara-cara sehat dan terhormat. Tidak adanya bimbingan
memungkinan mereka melakukan hal-hal tersebut di atas.
Bimbingan dalam hal ini dapat berupa pelayanan
sarana-saran dan fasilitas yang memungkinkan mereka melakukan aktivitas yang
sehat, baik ditinjau dari segi jasmani maupun rohani. Saran dan fasilitas yang
dimaksud ialah saran dan fasilitas olehraga, bermain dan rekreasi, kegiatan
prakarya dan sebagainya.
Selain berupa pelayanan seperti tersebut diatas,
bimbingan terhadap mereka dapat pula mengemukakan pendekatan agama yaitu dengan
memberikan beberapa kemungkinan aktivitas keagamaan. Antara lain: melakukan
puasa sunat setiap hari Senin dan Kamis atau melakukan salat sunat.
Apabila tampak gejala yang lebih sensitif, guru
pembimbing dapat menggunakan teknik counselling atau personal aproach. Guru
memberi penjelasan bahwa dorongan dan perasaan yang meraka alami itu adalah
wajar dan sedapat mungkin disalurkan ke arah kegiatan yang sehat dan terhormat.
Dapat pula dijelaskan, bahwa pergaulan bebas, pacaran diluar batas, masturbasi,
homo seksual dan prostitusi adalah tindakan yang tidak membawa keuntungannya.
Menghubungkan tindakan yang tidak baik serta
akibatnya dengan harga diri seorang manusia, kemudian menyerhkan kepada mereka
untuk mengambil keputusan sendiri adalah salah satu cara agar orang yang
dibimbing dapat memahami dan menyadri masalahnya, serta mangatasi sendiri,
sehingga kecemasan atau ketegangan jiwanya dapat berkurang dan teratasi.
2) Bimbingan
Belajar
Bimbingan belajar termasuk bimbingan pendidikan.
Tujuannya adalah agar para orang yang dibimbing dapat dengan mudah menerima
pelajaran yang diberikan guru, mudah belajar, mengetahi cara-cara belajar yang
lebih efisien dan dapat mengatur sendiri rencana atau program belajar, dan
sangat penting lagi ialah agar para pelajar mempunyai doronganbelajar dan
dorongan untuk meneruskan pelajaran yang timbul dari dalam diri pelajar itu
sendiri. Akhir daripada bimbingan pendidikan adalah agar para pelajar menyelesaikan
studinya tepat waktunya, sehingga tidak tinggal kelas.
Bimbingan belajar perlu diberikan, karena banyak
orang yang dibimbing yang menemui kesulitan dalam belajar, kurang tahu memilih
cara yang baik, kurang konsentrasi dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan tersebut
biasanya mempunyai sebab atau latar belakang tersendiri. Untuk dapat
m,emberikan bimbingan belajar, guru perlu mengetahui latar belakang kesulitan
tersebut. Bibimngan belajar dengan menggunakan pendekatan agama akan lebih
mudah mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami orang yang dibimbing. Oleh
karena itu rasa sabar, atwakal, iman dan taqwa ditanamkan kepada mereka
sehingga timbul rasa ketenangan jiwa.
Pada umunya guru atau pembimbing telah mengetahui
keadaan orang yang dibimbingnya, yang cerdas, yang sedang dan yang kurang
cerdas. Terhadap orang yang dibimbing yang kecerdasannya kurang, guru
pembimbing harus memberikan bimbingan sehingga ia tidak dihinggapi rasa rendah
diri.
Bimbingan yang diberikan oleh pembimbing terhadap
orang yang dibimbing yang dibimbingnya, yang dihinggapi perasaan rendah diri
ini berupa pendirian tugas-tugas yang setingkat lebih tinggi dari tahap
kemampuannya, sehingga dapat dikerjakannya. Dengan demikian padanya timbul
perasaan bahwa dirinya mampu mengerjakan tugas dan pekerjaan itu. Hal itu dapat
memulihkan harga dirinya.
Kurang mampu mengikuti pelajaran dapat pula
disebabkan karena tidak dapat memusatkan perhatian. Tidak dapat memusatkan
perhatian, bisanya diesababkan keresahan atau kegelisahan jiwa, yang mungkin
bersumber pada ketidak harmonisan dalam keluarga atau konflik-konflik psiskis
akibat proses perkembangan yang berlangsung. Untuk dapat membimbing orang yang
dibimbing tersebut dalam hal belajar, lebih dahjulu harus diatasi
konflik-konflik psikis orang yang dibimbing. Apabila konflik telah
teratasi biasanya orang yang dibimbing
akan mudah memusatkan perhatiannya kepada pelajaran.
Cara mengatasi konflik dapat dilakukan dengan
memberikan counseling seperlunya. Pabila kesulitan orang yang dibimbing sudah
dapat diatasi maka tugas pembimbing selanjutnya adalah membantu orang yang
dibimbing dalam memilih teknik belajar yang lebih tepat , memberi motivasi
belajar serta membantu memilih jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan
kecakapannya.
3) Bimbingan
jabatan
Bagi orang yang dibimbing yang tidak mungkin dapat
atau tidak akan meneruskan pelajarannya ke perguruan tinggi perlu diberi
bimbingan kearah jabatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kecakapannya.
Tujuan bimbingan jabatan ialah agar orang yang
dibimbing nanti dapat memperoleh jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan
bakat dan cita-citanya.
Kalau ternyata orang yang dibimbing tersebut ingin
mengambil sesuatu jabatan atau pekerjaan tertentu, maka perlu diketahui data
yang ada tentang diri orang yang dibimbing tersebut yang berhubungan dengan
syarat-syarat jabatan atau pekerjaan itu. Biasanya guru pembimbing atau wali
kelas juga telah mengetahui data tentang orang yang dibimbingnya.
Tugas pembimbing dalam hal ini ialah membantu
memberikan masukan dan informasi tentang pekerjaan, seperti orientasi umum
tentang jenis dan syarat-syarat yang diperlukan, kemudian dibandingkan dengan
data yang ada tentang orang yang dibimbing tersebut. Selain pemberian informasi
dapat juga dilakukan penempatan dalam jurusan yang sesuai, penempatan dalam
kelompok belajar mayor dan minor, pembentukan kelompok belajar dari kelompok
kegiatan ekstra kulikuler dan sebagainya. Pemilihan pekerjaan atau jabatan yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki orang yang dibimbing merupakan pilihan
yang tepat dan sesuai dengan ajaran agama.
Selanjutnya para pembimbing perlu memberikan
latihan-latihan dan fasilitas kepada para orang yang dibimbing baik di sekolha
maupun di luar sekolah tentang kegiatan yang dapat membantu orang yang dibimbing
dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan keinginanya.
4) Bimbingan
sosial
Pertumbuhan jasmani orang yang dibimbing
tingkat telah mendekati kesempurnaan,
seperti halnya seorang remaja, maka
Perhtaiannya terhadap masyarakat menjadi bertambah besar. Oleh karena
itu bisanya merka mempunyai kecenderungan utnuk memperhatikan masyarakat
sekitarnya.
Masalah-masalah masyarakat dapat mempengaruhinya.
Kehidupan oarang yang sengsara, ketagangan dan kepincangan yang terjadi dalam
masyarakat, apalagi kemerosotan sosial moral dan ketidakadilan sangat
mengganggu jiwa remaja.
Pertumbuhan orang yang dibimbing misalnya remaja
adalah mendekati kematangan itu, menyebabkan mereka ingin merasa dihargai dan
ingin memperhatikan diri dan kemampuannya, sehingga mereka membutuhkan
masyarakat yang dapat menerima perkembangan kerpibadiannya. Karean tiu remaja
tingkat usia ini pada umumnya takut sekali akan dicela, dikritik atau
diasingkan oleh masyarakat dan temannya.
Untuk menghadapi pertumbuhan jiwa orang yang
dibimbing misalnya seorang remaja yang haus akan kesempatan untuk menyatakan
diri dan kemampuannya, guru pembimbing hendaknya dapat menciptakan kegiatan
sosial keagmaan atau memberikan penjelasan tentang hal tersebut. Setiap remaja
hendaklah dapat disalurkan kepada kegiatan sosial yang cocok dan sesuai dengan
bakat, minat dan kepribadiannya.
Banyak sekali kegiatan sosial yang dapat dilakukan
oleh orang yang dibimbing, misalnya :ceramah, diskusi, berorganisasi, kunjungan
sosial, kesenian (seni suara, seni musik, seni drama, seni tari, seni lukis dan
sebagainya), olahraga dan lainnya. Dengan kegiatan sosial tersebut, kesemptan
untuk menyetakan diri dan kemampuan orang yang dibimbing dapat tersalur dengan
baik.
5) Bimbingan
keagamaan
Banyak masalah yang dihadapi oleh seseorang, masalah
atau kesulitan tersebut terutama berkisar pada masalah belajar kalau mereka
seorang siswa, rencana melanjutkan sekolahnya atau rencana mencari pekerjaan
yang dicita-citakan, kesulitan dalam rangka memilih dan menentukan calon teman
hidupnya dan sebagainya. Semua itu sering membingungkan orang yang dibimbing.
Apabila hal tersebut tidak dapat diatasi sendiri, akhirnya mereka akan
menyadari bahwa hal-hal yang berada di luar kemampuannya untuk
menyelesaikannya. Dalam hal itu bimbingan keagamaan sangat tepat diberikan.
Tujuan bimbingan keagamaan adalah agar orang yang
dibimbing dapat menjadi manusia beragama yang kuat lahir dan batin, jasmani dan
rohani. Meraka akan menahan keinginan yang belum dapat segera dipenuhi dan
dapat menerima keadaan, tetapi tidak berputus asa serta sabar dan tawakkal.
Apabila telah dapat bersabar dan tawakal maka ketanangan jiwa mudah tercapai
bila sejak remaja memperoleh ajaran agama melalui Pendidikan agama. Namun
demikian pada masa sekolah remaja sering mengalami kesulitan berlahar mengenai
pendidikan agama terutama membaca al-Qur’an dan salat. Oleh karena itu guru
pendidikan agama diharapkan agar membantu memberikan bimbingan membaca Al
Qur’an, salat, aklak, keimanan dan muamalah.
Pada remaja tingkat
umumnya lebih mudah disadarkan dari pada remaja tingkat sebelumnya. Oleh
sebab itu dalam membimbing meraka dapat dipakai teknik ceramah, dialog dan
diskusi, di samping itu dapat pula dipakai teknik personal aproach, tetapi
tidak boleh dikesampingkan pemberian latihan-latihan dan pengalaman prkatik
keagamaan, sebab sesuatu yang dialami dengan menghayati sendiri biasanya akan
mendatangkan kesan yang lebih menadalam dan lebih mantap. Hal ini sangat
penting agar para orang yang dibimbing tidak canggung dalam mempraktikkan
ajaran-ajaran agama dalam masyarakat kelak apabila tammat/selesai sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar