Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar
H. Mahmud Sapsal Barugae
Prestasi belajar
siswa atau hasil belajar yang diperoleh siswa dalam kurun waktu tertentu,
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri anak itu sendiri maupun
dari luar atau faktor lingkungan anak/siswa.
Untuk membahas
lebih jauh tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
anak/siswa, peneliti menguraikan secara terpisah 2 faktor, yaitu faktor
ekstern, dan faktor interen.
1. Faktor
Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dapat
dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu: Faktor keluarga, faktor sekolah dan
masyarakat, kesemua faktor tersebut satu sama lainnya saling terkait dan saling
menunjang satu dengan yang lainnya, berikut ini akan diuraikan satu persatu :
a) Faktor
Keluarga
Dalam proses belajar mengajar sebagai langkah untuk mencapai prestasi
belajar yang baik dan berkualitas, peranan keluarga teramat dominan terhadap
perkembangan belajar tersebut, sebab seorang anak akan senantiasa berkomunikasi
dengan keluarganya dan segala kebutuhan yang bersangkutan dengan kemajuan
pendidikan anak terkait erat dengan kondisi anak tersebut, baik berupa kondisi
pendidikan orangtua, metode atau cara mendidiknya, hubungan inter dan antar
keluarga, maupun kondisi ekonomi keluarga tersebut juga sangat berpengaruh.
Seperti yang dikemukakan oleh
Slameto tentang pengertian keluarga sebagai berikut:
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama,
keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam keluarga, tetapi
bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa, negara dan dunia.
Sehingga dapat dipahami bahwa keluarga punya peranan dan fungsi yang
cukup menentukan dalam hal ini banyak ditentukan oleh orang tua.
Bimbingan dan arahan orang tua terkadang terlalu menekan, disiplin yang
terlalu, ini sering menjadi sebab terjadinya kegoncangan jiwa pada anak. Hal
ini juga karena sang anak merasa bahwa mereka membutuhkan perhatian dan paling
tidak, dalam menentukan sikap anak itu sendiri.
Jika disimak lebih jauh akan ditemukan bahwa tingkat kesulitan belajar
yang dialami oleh anak/siswa karena
pengaruh keluarga nampaknya berkaitan erat dengan taraf pendidikan orang tua,
pendidikan orang tua sangat menentukan minat belajar anak-anaknya, orang tua
yang tidak mengetahui cara belajar yang baik karena pendidikan yang kurang
tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan/mengakibatkan kesulitan belajar dan
hubungannya dengan minat belajar itu
sendiri.
b) Faktor
Sekolah
Sekolah merupakan rumah kedua selain rumah tempatnya bernaung, karena di
sekolah dapat membina suasana seakan-akan berada dalam satu keluarga, di
sekolah pun mereka akan dapat saling menambah atau saling mengisi kekurangan
dengan saling menukar pengetahuan antar sesama
atau antara guru dengan serta
unsur yang terkait di dalamnya.
Mengenai pengaruh sekolah dan perkembangan prestasi belajar anak/siswa
yang menyangkut metode belajar, hubungan antara guru dengan siswa,
kedisiplinan, kondisi pelajaran maupun kondisi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya, begitu
pula halnya dengan gedung juga teramat berpengaruh terhadap adanya minat
belajar anak guna mencapai prestasi belajar yang diinginkan, serta situasi
lingkungan sekolah dimana terhindar dari kebisingan seperti pasar, terminal dan
lain sebagainya.
Syarat-syarat yang dapat menimbulkan kenyamanan dalam belajar mengenai
letak sekolah yang baik yakni:
Letak sekolah dan tempat belajar misalnya harus
memenuhi syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat dengan kebisingan
atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat yang telah ditentukan
dalam ilmu kesehatan sekolah.
Dari pernyataan tersebut, maka untuk menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan tenang pada suatu tempat belajar atau lingkungan pendidikan, harus
bebas dari kebisingan atau gangguan pendengaran, berupa suara atau bunyi yang
terlalu nyaring, disamping keadaan tempat belajar yang dialami oleh peserta
didik di sekolah tersebut juga tidak terlepas dari pengaruh cahaya dan lain
sebagainya.
Menyadari akan besarnya kontribusi dan pengaruh lingkungan sekolah
terhadap perkembangan anak didik oleh karena itu diharapkan kepada pengelola
lembaga pendidikan sekolah agar senantiasa menyadari akan fungsi dan
kedudukannya sebagai salah satu faktor determinan dalam pendidikan.
c) Faktor
Masyarakat
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya saling membutuhkan antara
sesamanya dan bahkan terhadap alam sekitar karena tak seorang pun bisa hidup
sendiri tanpa ada bantuan unsur lainnya, bahkan hidup dan kehidupannya harus
senantiasa berkomunikasi dan berusaha untuk saling memberi dan menerima.
Mengenai pengaruh masyarakat terhadap prestasi belajar siswa dapat kita lihat pada kenyataan sehari-hari
dimana seorang anak banyak dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan yang dilakukannya
dalam hidup bermasyarakat baik berupa kegiatan sosial, keagamaan dan lain
sebagainya.
Dalam pergaulan anak banyak dipengaruhi oleh pergaulan anak dengan teman
bergaulnya, jadi pergaulan anak ada saling pengaruh mempengaruhi terhadap yang
satu dengan yang lainnya, seperti yang dikemukakan oleh Al Ghazali menyatakan
bahwa “. . . dan dilarang pula bergaul dengan temannya yang biasanya
mengucapkan perkataan-perkataan jahat tersebut sebab kata jahat itu akan
menular dari teman-temannya yang jahat”.
Sehingga dapat dipahami bahwa pergaulan sangat besar pengaruhnya
terhadap tingkah laku anak, apabila seorang anak bergaul dengan anak yang nakal
akan berpengaruh pada teman bergaulnya dan ini tentu berpengaruh terhadap
prestasi dan minat belajar anak itu sendiri.
Hal lain yang juga berpengaruh terhadap perkembangan atau peningkatan
prestasi belajar anak yakni kemajuan teknologi terutama media televisi yang
merupakan sarana penambah pengetahuan
sekaligus sarana hiburan, hal ini juga dapat mempengaruhi minat belajar.
2. Faktor
Intern
Faktor intern jauh lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Faktor perkembangan anak jauh lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar anak
dibandingkan dengan faktor ekstern. Adapun faktor intern yang dapat
mempengaruhi minat belajar terdiri atas 2 yakni “faktor fisiologis, faktor
psikologis”.
Untuk menguraikan lebih jauh tentang hal tersebut, peneliti membahas
secara terpisah dan terperinci mengenai faktor fisiologis dan faktor psikologis
tersebut.
a) Faktor
fisiologis
Seorang anak, kadang kala prestasi belajarnya mundur sebagai akibat dari
minat belajarnya yang terhambat dan berkurang, disebabkan karena keadaan
jasmaninya yang kurang sempurna, misalnya seorang anak yang mengalami cacat
tubuh, mereka merasa bahwa tidak ada lagi gunanya ia belajar karena pada
akahirnya tetap sulit untuk bersaing mendapatkan pekerjaan disbanding dengan
orang yang memilki keadaan jasmani yang sempurna, ditambah lagi adanya perasaan
rendah diri dan hilangnya kepercayaan diri yang senantiasa mengusik
kehidupannya, belum lagi adanya ejekan dari orang-orang yang ada di sekitarnya,
dengan minat belajar mereka yang mungkin berkurang, akan menyebabkan prestasi
belajarnya pula rendah.
Disamping cacat tubuh sebagai salah satu faktor yang dapat menghambat
proses pengembangan minat belajar, juga termasuk kondisi kesehatan, seorang
anak yang terganggu kesehatannya hal itu dapat mengganggu minat belajarnnya
sekaligus mengganggu prestasi belajarnya..
Keadaan jasmani yang segar, tegar dan bugar akan lain pengaruhnya dengan
keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya
terhadap prestasi belajar anak/siswa.
Sehubungan dengan
hal tersebut, ada dua hal yang perlu dikemukakan yakni:
1. Nutrisi harus cukup karena
kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya kekuatan dan
ketahanan jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas
lelah dan lain sebagainya.
2. Beberapa penyakit yang keras dan kronis sangat
mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pilek, sakit gigi, batuk dan
yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius
untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan akan tetapi semacam ini sangat
mengganggu aktivitas belajar itu.
Jadi pada dasarnya faktor jasmani harus dalam keadaan yang sehat, agar
minat belajar guna mencapai prestasi belajar dapat senantiasa dapat terus
terbina, oleh sebab itu kesehatan dan kesegaran jasmani anak secara umum perlu
diperhatikan secara dini karena kesehatan yang terganggu menyebabkan minat
belajar akan terganggu pula.
b) Faktor
psikologis
Secara psikologis ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya
hambatan terhadap minat belajar yang dengan sendirinya tidak dapat tercapai
prestasi belajar yang diharapkan, yaitu intelegensi, motivasi, dan kesiapan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian
berikut:
Faktor intelegensi merupakan faktor yang sangat menentukan laju
perkembangan minat belajar karena meskipun akan dipaksakan untuk belajar
sesuatu tetapi sudah barang tentu jika anak itu tergolong idiot maka harapan
untuk menimbulkan minat belajar boleh dikatakan hampir sia-sia saja, mengenai
faktor motivasi dan kesiapan itu masih dapat diarahkan.
Untuk mencegah terjadinya gangguan dalam proses pengembangan minat
belajar agar mencapai prestasi belajar yang diharapkan, maka dibutuhkan adanya
kesiapan baik anak atau siswa itu sendiri maupun untuk pendidik selaku pengarah
minat belajar dalam usaha mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar