Jumat, 07 Juli 2017

Hubungan Orang Tua dengan Guru dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Madrasah Tsanawiyah

 BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Tanggung jawab dalam Pendidikan, termasuk pendidikan agama Islam merupakan permasalahan yang penting dikaji secara cermat dalam upaya mencapai tujuan dari Pendidikan Islam tersebut. Tanggung Jawab dalam Pendidikan Islam memiliki kedudukan sentral dalam keseluruhan proses kegiatan pendidikan Islam dikarenakan fungsinya yang tidak dapat diabaikan begitu saja, bahkan memiliki kedudukan yang strategis dalam membentuk kepribadian diri anak didik sesuai dengan tuntutan dari tujuan yang ingin dicapai, disamping tanggung jawab itu sendiri merupakan tujuan dari Pendidikan Islam.
Perwujudan tanggung jawab dalam Pendidikan Islam bukanlah merupakan konsep yang baru, dan konsep tersebut merupakan konsep dasar yang kuat dalam penyelenggaraan Pendidikan Islam yang komprehensif guna menjamin hasil pendidikan Islam yang berkualitas. Tanggung jawab dalam Pendidikan Islam perwujudannya atas pendidikan keluarga, masyarakat dan pemerintahan merupakan tiga komponen pendidikan yang bila ditata  secara baik dan tepat maka akan sangat besar nilainya dalam perwujudan demokratisasi penyelenggaraan pendidikan Islam.
Demokratisasi penyelenggaraan Pendidikan Islam dimaksudkan sebagai suatu proses pembagian tanggung jawab secara proporsional diantara komponen pendidikan yaitu keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Penyelenggaraan Pendidikan agama Islam secara komprehensif meliputi dua bentuk, yaitu Pendidikan Islam yang diselenggarakan di sekolah dan Pendidikan Islam yang diselenggarakan di luar sekolah.   Hal yang demikian sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab. VI, Pasal 13, ayat (1) Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.[1]
Bila disimak secara cermat, maka pendidikan Islam yang dilaksanakan secara formal merupakan bentuk/jenis pendidikan yang berlangsung untuk waktu yang relatif panjang, berjenjang dan masing-masing jenjang terdiri dari beberapa tingkat/kelas; dan pada akhirnya setiap jenjang diakhiri dengan suatu bukti penyelesaian pendidikan berupa ijazah.
Pendidikan Islam yang diselenggarakan di luar sekolah adalah sebagai bentuk/jenis pendidikan Islam yang berlangsung relatif, singkat, berisi kegiatan, latihan-latihan, keterampilan praktis yang berorientasi pada suatu jenis pekerjaan, dan biasanya diselesaikan dengan suatu tanda bukti berupa sertifikat, atau surat keterangan. Keadaan yang demikian tidak menutup adanya kemungkinan untuk dilakukan didalam sekolah sebagai suatu program komplementer bagi anak didik yang berminat. Sedang pendidikan dalam keluarga (diluar sekolah) adalah suatu bentuk jenis pendidikan yang berlangsung tanpa disadari atau disengaja oleh seseorang, namun turut menambah pengetahuan, membentuk sikap dan orientasi nilai dan segi-segi kepribadian lainnya. Dengan demikian secara menyeluruh tanggung jawab tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, dimaksudkan meliputi seluruh bentuk/jenis pendidikan. Wujud tanggung jawab tersebut secara konseptual haruslah proporsional dalam arti sesuai pembagian tugas dan fungsi utama yang melekat pada masing-masing komponen yang bertalian secara erat satu sama lain.
Lingkungan keluarga sebagai salah satu komponen pendidikan Islam merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam lingkungan keluarga.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai  peletak  dasar  bagi  pendidikan,  terutama  menyangkut masalah pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Selanjutnya diketahui bahwa tidak semua tugas mendidik anak dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu, anak di ikutkan belajar di sekolah, namun orang tua tetap memantau prestasi belajar anaknya.
Prestasi belajar siswa yang mendapat perhatian dari orang tua lebih baik dibandingkan dengan prestasi siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Peranan perhatian orang tua dalam lingkungan keluarga yang penting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak. Itu karena pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi dan menjamin kehidupan emosional anak
Dengan demikian, sebenarnya pendidikan yang diselenggarakan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Selain itu, kehidupan di sekolah merupakan jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Di lingkungan sekolah, melalui bimbingan dan asuhan guru-guru,  anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak berada pada situasi dan kondisi pembelajaran terhadap berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupan kelak di masyarakat. Guru memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak.
Dari fenomena yang diuraikan tersebut, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Orang Tua dengan Guru dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Madrasah Tsanawiyah

 

B. Rumusan dan Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang diuraikan pada pembahasan terdahulu, peneliti dapat mengajukan suatu rumusan masalah yang akan dijadikan sebagai permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana hubungan orangtua siswa dengan guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa MTs”
Bertolak dari permasalahan pokok tersebut, maka di bawah ini peneliti mengemukakan dua sub permasalahan yang akan dijadikan sebagai batasan masalah pembahasan selanjutnya, yaitu :
1.   Bagaimana hubungan orangtua dengan guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa pada MTs ?
2.   Bagaimana pengaruh hubungan orangtua dengan guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa ?
Dengan merujuk pada permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa peneliti akan membahas tentang hubungan orang tua dengan guru dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada MTs, dan prospek peningkatan prestasi belajar siswa pada MTs tersebut.

C. Pengertian Judul dan Definisi Operasional
1. Pengertian Judul
Orang tua, berarti “. . . ayah dan ibu kita, . . .”1 Guru, berarti “orang yang kerjanya mengajar”2 Jadi hubungan orang tua dengan guru mempunyai makna bahwa antara kduanya terjadi pertalian atau ada ikatan dalam arti hubungan yang timbal balik dan harmonis antara orang tua dalam lingkungan keluarga/rumah tangga dengan guru di sekolah.
Prestasi, berarti “hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan”3 Belajar, berarti “berusaha (berlatih) supaya mendapat sesuatu kepandaian”4 Jadi makna yang tercakup dalam kalimat prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah berusaha untuk mengetahui sesuatu masalah, dalam hal ini memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Definisi Operasional
Variabel penelitian ini adalah hubungan orangtua dengan guru dan prestasi belajar siswa pada MTs. Agar variable tersebut dapat diukur, peneliti menguraikan definisi operasionalnya, sebagai berikut :
1. Hubungan orang tua dengan guru atau tenaga pengajar, adalah komunikasi timbal balik dan harmonis antara orangtua dengan guru di sekolah dalam hal perkembangan pengalaman dan pengetahuan siswa/peserta didik, terutama menyangkut prestasi belajar siswa pada MTs.
2. Prestasi belajar siswa, yaitu penilaian proses belajar dan hasil belajar melalui ulangan formatif, ulangan harian, ulangan umum semester dan ujian akhir.
Jadi makna yang tercakup dalam judul penelitian ini adalah komunikasi timbal balik, harmonis dan berdayaguna antara orangtua dengan guru atau tenaga pendidik dalam hal perkembangan siswa pada MTs terutama menyangkut hasil belajar atau prestasi belajar siswa, baik melalui penilaian formatif, sub sumatif, semester, maupun melalui ujian akhir.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Untuk membahas masalah tersebut, peneliti menguraikan secara terpisah dan terperinci antara tujuan penelitian dan kegunaannya, sebagai berikut :

1. Tujuan penelitian.

a.   Untuk mengetahui hubungan orangtua dengan guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa pada MTs.
b.   Untuk mengetahui pengaruh hubungan orangtua dengan guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Kegunaan penelitian.
Sedangkan kegunaan yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini, adalah :
a. Kegunaan ilmiah, yakni :
1) Menambah referensi dalam pengembangan wahana ilmu pendidikan Islam,
2) Memperkaya konsep berkualitas dengan pengembangan hubungan orangtua dengan guru
b. Kegunaan praktis, yakni :
1) Sebagai masukan kepada para Orang tua/wali siswa, tentang pengaruh hubungan orang tua dengan guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
2) Sebagai bahan kajian dalam pembahasan masalah judul penelitian ini, dan
3) Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat  terhadap praktisi pendidikan dan juga terhadap peneliti yang mengadakan penelitian pada variabel penelitian yang sama.



[1]Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab VI Pasa; 13 (1)

1 Bambang marhiyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Media Centre, 2002), h. 437

2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), h. 335

3 M.Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya : Usaha Nasional, 2001), h. 390

4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op cit, h. 108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Ekstrakurikuler

Pendidikan Ekstrakurikuler a. Pengertian pendidikan ekstrakurikuler Pendidikan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan d...