BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab dalam Pendidikan, termasuk pendidikan
agama Islam merupakan permasalahan yang penting dikaji secara cermat dalam
upaya mencapai tujuan dari Pendidikan Islam tersebut. Tanggung Jawab dalam Pendidikan
Islam memiliki kedudukan sentral dalam keseluruhan proses kegiatan pendidikan
Islam dikarenakan fungsinya yang tidak dapat diabaikan begitu saja, bahkan
memiliki kedudukan yang strategis dalam membentuk kepribadian diri anak didik
sesuai dengan tuntutan dari tujuan yang ingin dicapai, disamping tanggung jawab
itu sendiri merupakan tujuan dari Pendidikan Islam tersebut.
Perwujudan tanggung jawab dalam Pendidikan Islam
bukanlah merupakan konsep yang baru, dan konsep tersebut merupakan konsep dasar
yang kuat dalam penyelenggaraan Pendidikan Islam yang komprehensif guna
menjamin hasil pendidikan Islam yang berkualitas. Tanggung jawab dalam
Pendidikan Islam perwujudannya atas pendidikan keluarga, masyarakat dan
pemerintahan merupakan suatu segi tiga emas yang bila ditata dengan secara baik
dan tepat maka akan sangat besar nilainya dalam perwujudan demokratisasi
penyelenggaraan pendidikan Islam.
Demokratisasi penyelenggaraan Pendidikan Islam
dimaksudkan sebagai suatu proses pembagian tanggung jawab secara proporsional
diantara tiga komponen utama yaitu keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Penyelenggaraan Pendidikan agama Islam secara komprehensif meliputi dua bentuk,
yaitu Pendidikan Islam yang diselenggarakan di sekolah dan Pendidikan Islam
yang diselenggarakan di luar sekolah.
Hal yang demikian sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab. VI, Pasal 13, ayat (1)
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.[1]
Bila disimak secara cermat, maka pendidikan Islam yang
dilaksanakan secara formal merupakan bentuk/jenis pendidikan yang berlangsung
untuk waktu yang relatif panjang, berjenjang dan masing-masing jenjang terdiri
dari beberapa tingkat/kelas; dan pada akhirnya setiap jenjang diakhiri dengan
suatu bukti penyelesaian pendidikan berupa ijazah.
Disisi lain Pendidikan Islam yang diselenggarakan
diluar sekolah adalah sebagai bentuk/jenis pendidikan Islam yang berlangsung
relatif, singkat, berisi kegiatan, latihan-latihan, keterampilan praktis yang
berorientasi pada suatu jenis pekerjaan, dan biasanya diselesaikan dengan suatu
tanda bukti berupa sertifikat, atau surat keterangan. Keadaan yang demikian
tidak menutup adanya kemungkinan untuk dilakukan didalam sekolah sebagai suatu
program komplementer bagi anak didik yang berminat. Sedang pendidikan dalam
keluarga (diluar sekolah) adalah suatu bentuk jenis pendidikan yang berlangsung
tanpa disadari atau disengaja oleh seseorang, namun turut menambah pengetahuan,
membentuk sikap dan orientasi nilai dan segi-segi kepribadian lainnya. Dengan
demikian secara menyeluruh tanggung jawab tersebut merupakan tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, dimaksudkan meliputi
seluruh bentuk/jenis pendidikan. Wujud tanggung jawab tersebut secara
konseptual haruslah proporsional dalam arti sesuai pembagian tugas dan fungsi
utama yang melekat pada masing-masing komponen yang bertalian secara erat satu
sama lain.
Lingkungan keluarga sebagai salah satu komponen
pendidikan Islam merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan
dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak
adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh
anak adalah dalam lingkungan keluarga.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar
bagi pendidikan, terutama
menyangkut masalah pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari
anggota keluarga yang lain.
Selanjutnya diketahui bahwa tidak semua tugas mendidik
anak dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam lingkungan keluarga terutama dalam
hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu, anak dibawa
ke sekolah untuk menerima pendidikan secara formal. Namun orang tua tetap
memantau prestasi belajar anaknya.
Prestasi belajar siswa yang mendapat perhatian dari
orang tua lebih baik dibandingkan dengan prestasi siswa yang kurang mendapat
perhatian dari orang tua. Peranan perhatian orang tua dalam lingkungan keluarga
yang penting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak. Itu
karena pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi
dan menjamin kehidupan emosional anak
Dengan demikian, sebenarnya pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang
sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Selain itu,
kehidupan di sekolah merupakan jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan
dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Pada lingkungan sekolah, melalui bimbingan dan asuhan
guru-guru, anak memperoleh pengajaran
dan pendidikan. Anak-anak berada pada situasi dan kondisi pembelajaran terhadap
berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, yang akan dijadikan bekal untuk
kehidupannya nanti di masyarakat. Guru memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
keterampilan kepada anak.
Dari fenomena yang diuraikan tersebut, penulis
terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Keikut sertaan Orang Tua dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Madrasah Tsanawiah”
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang
diuraikan pada pembahasan terdahulu, peneliti dapat mengajukan suatu rumusan
masalah yang akan dijadikan sebagai permasalahan pokok dalam penelitian ini,
yaitu “Bagaimana Keikut sertaan Orang
Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Madrasah Tsanawiah”
Bertolak
dari permasalahan pokok tersebut, maka di bawah ini peneliti mengemukakan dua
sub permasalahan yang akan dijadikan sebagai batasan masalah pembahasan
selanjutnya, yaitu :
1. Bagaimana keikut sertaan orang tua dalam peningkatan prestasi belajar siswa pada
MTs ?
2. Bagaimana pengaruh keikut sertaan orang tua dalam peningkatan prestasi
belajar siswa MTs ?
Dengan merujuk pada permasalahan di atas, dapat
dipahami bahwa penulis membatasi diri dalam pembahasan tentang keikut sertaan
orang tua dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada MTs tersebut.
C. Definisi
Operasional
Variabel
penelitian ini adalah Keikut sertaan orang tua dan prestasi belajar siswa pada
Madrasah Tsanawiyah. Agar variable tersebut dapat diukur, peneliti menguraikan
definisi operasionalnya, sebagai berikut :
1. Keikut sertaan berarti partisipasi orang tua, yaitu komunikasi yang
aktif dari orang tua terhadap lingkungan madrasah atau hubungan harmonis antara
orang tua dengan guru di madrasah dalam hal perkembangan pengalaman dan
pengetahuan siswa/peserta didik, terutama menyangkut prestasi belajar siswa
pada MTs.
2. Prestasi belajar siswa, yaitu penilaian proses
belajar dan hasil belajar melalui ulangan formatif, ulangan harian, ulangan
umum semester ganjil maupun semester genap dan ujian akhir.
Jadi makna yang tercakup dalam judul penelitian ini
adalah komunikasi timbal balik, harmonis dan berdayaguna yang diupayakan orang
tua dalam menjalin hubungan sinergis dengan guru atau tenaga pendidik dalam hal
perkembangan siswa pada MTs, terutama
menyangkut hasil belajar atau prestasi belajar siswa, baik melalui penilaian ulangan
harian, ulangan tengah semester atau sub sumatif, semester, maupun melalui
ujian akhir.
D. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Untuk membahas
masalah tersebut, peneliti menguraikan secara terpisah dan terperinci antara
tujuan penelitian dan kegunaannya, sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian.
a.
Tujuan Umum
Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran keikut sertaan orang tua dalam peningkatan
prestasi belajar siswa di MTs.
b. Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam
penelitian ini, adalah :
1) Untuk
memperoleh data dan mengkaji Keikut sertaan orang tua dalam peningkatan
prestasi belajar siswa pada MTs.
2) Untuk
mengetahui pengaruh Keikut sertaan orang tua dalam peningkatan prestasi belajar
siswa MTs.
2. Manfaat penelitian.
Sedangkan
kegunaan yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini, adalah :
a. Manfaat ilmiah, yakni :
1) Menambah referensi dalam pengembangan wahana ilmu pendidikan Islam,
2) Memperkaya konsep berkualitas dengan pengembangan keikut sertaan
orang tua
b. Manfaat praktis, yakni :
1) Sebagai
masukan kepada para Orang tua/wali siswa, tentang pengaruh keikut sertaan orang
tua dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
2) Sebagai bahan kajian dalam pembahasan masalah judul
penelitian ini, dan
3) Sebagai bahan
bacaan yang bermanfaat terhadap praktisi
pendidikan dan juga terhadap peneliti yang mengadakan penelitian pada variabel
penelitian yang sama.
[1]Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab VI Pasal; 13 (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar